Cara Mencari Biaya Pendidikan untuk Anak Yatim Piatu dan Tidak Mampu

 Assalamu'alaikum, dear, Mombeb.

Apa kabar? Semoga Mombeb dan keluarga selalu dalam lindungan Allah SWT., aamiin ya rabbal'alamiin.

Mombeb, beberapa waktu lalu aku pernah bikin post tentang keinginanku untuk mencari biaya sekolah bagi anak anak yatim piatu dan tidak mampu serta tambahan untuk biaya operasional sekolah. Alhamdulillah, aku sudah nemu satu cara yakni jualan produk digital selain itu juga aku menjual berbagai media belajar yang dipakai di sekolah. 

Nah produk-produk yang aku jual ini nantinya akan aku pasarkan di e-commerce dan blog khusus. Untuk blog khusus ini, rencananya mau aku kasih tld sekalian kalau aku sudah punya duit lebih.

Bagai gayung bersambut, pas buka email promosi eh ketemu post dari qword yang isinya seputar sedekah domain. Tanpa menunggu waktu lama, aku segera klik donk info tersebut. Adapun domain yang masuk list sedekah qwords yakni .my.id lalu web.id dan sebagainya. Aku cek biaya perpanjangan domain yang dimaksud qwords, alhamdulillah masih terjangkau di kantongku. Jadi ya langsung check out deh.

Rencanaku punya blog khusus jualan produk untuk mewujudkan niatku itu terwujud begitu cepat, alhamdulillah, masyaallah. Dan berikut link blog yang aku maksud, Mombeb.



https://www.khawas.web.id/2025/03/ular-tangga-tema-menjaga-kebersihan-di.html

Nah, buat mombeb yang lagi luang, aku tunggu mampir di blog tersebut yak, sekalian bantuin aku agar blog ini cepat terdeteksi di pencarian google.

Atas bantuan Mombeb aku ucapkan terima kasih banyak-banyak.

Doaku untukmu, semoga segala kebaikan selalu melingkupi Mombeb.  

Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

 

Belajar Parenting ala Ibu Nurhayati Subakat Pendiri Paragon

Assalamualaikum, dear, Mombeb.

Meskipun sudah 12 tahun menjadi ibu, menjadi orang tua, namun tak lantas membuatku merasa kaya ilmu pengasuhan. Malah rasanya masih miskin ilmu. Oleh sebab itu, jika aku memiliki waktu luang, maka sebagiannya aku gunakan untuk mencari referensi yang berkaitan tentang perkembangan anak juga tentang pengasuhan. 

Nah belakangan aku tertarik sekali dengan gaya parenting tokoh-tokoh publik di negeri ini. Salah satunya gaya parenting pendiri Paragon. 


sumber gambar kompas

Ketertarikanku ini membawaku untuk mulai nonton podcastnya koko Daniel Mananta dengan pembicara dr. Sari Chairunnisa yang tak lain adalah putri dari Ibu Nurhayati Subakat. Namun oleh karena bahasan tentang parenting cukup terbatas karena lebih banyak membahas tentang perjalanan Paragon walhasil aku cari-cari lagi donk. Akhirnya ketemu channel Ibu Ibukota dengan narasumber Ibu Nurhayati Subakat sendiri. 

Tumbuh dalam didikan seorang ayah yang hebat juga ibu yang tangguh menjadikan Ibu Nurhayati sebagai sosok ibu yang luar biasa. Tak hanya sukses menjadi pengusaha, menurutku, beliau juga sukses menjadi seorang ibu.

Waktu merintis produk pertama, beliau tetap tidak mengesampingkan peran sebagai ibu. Padahal, namanya merintis, tentu berat dan membutuhkan curahan perhatian juga waktu. Aku sendiri mengalami ini, masa-masa awal membangun lembaga pendidikan. Saat itu, menemani anak belajar saja, aku tidak sempat. Hal ini tidak berlaku buat ibu Nur. Beliau tetap mengupayakan cukup waktu bersama anak-anaknya. Durasi waktu kerja beliau di luar rumah adalah mulai dari anak-anak sekolah sampai mereka pulang sekolah.   

Hal menarik lain dari parenting ala beliau adalah bagaimana menanamkan kejujuran pada anak-anak. Beliau selalu memberikan kepercayaan kepada anak-anak untuk mengambil uang bekal sekolah sendiri di dompet beliau. Meskipun diberikan kebebasan, anak-anak tetap izin dan selalu mengambil uang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kata beliau, saat anak-anak tahu uang di dompet beliau menipis, mereka pun menahan diri dan tidak memaksakan kehendak sendiri.

Selain soal kejujuran, beliau juga melatih anak-anak bertanggung jawab. Beliau tak ragu melibatkan anak-anak ke dalam usaha yang beliau rintis. Anak-anak mendapatkan tugas masing-masing. Hal ini berdampak besar saat anak-anak terjun langsung ke dalam Paragon. Mereka begitu handal mengelola dan mengembangkan Paragon yang saat ini menjadi salah satu perusahaan terbesar di negeri ini bahkan menjadi perusahaan kosmetik Indonesia pertama yang menghadiri acara bergengsi IFSCC Congress London.

Jika dilihat dari segi pencapaian anak-anak beliau, bisa dibilang beliau sukses menjadi seorang ibu yang bisa mengantarkan anak-anaknya menjadi orang yang sukses dan kehadirannya memberikan banyak manfaat kepada lingkungan sekitar. Namun tak ada raut jumawa di wajah maupun ucapan beliau. Beliau merasa bantuan Allah begitu nyata. Beliau merasa amat bersyukur karena dianugerahi anak-anak yang begitu mengerti. Beliau tak perlu meminta anak-anak belajar karena anak-anak sudah menyadari kewajibannya masing-masing. 

Masyaallah, kekagumanku akan beliau, ibu Nurhayati Subakat makin bertambah setelah menonton rangkaian podcast seputar beliau. Selain itu, ada satu hal berharga yang aku dapatkan bahwa parenting atau pengasuhan memiliki peran penting dalam kesuksesan Ibu Nurhayati Subakat dan putra-putrinya.

So. mari semangat belajar tentang pengasuhan ya, Mombeb. Sebagai bentuk ikhtiar dalam mengantarkan kesuksesan anak-anak kita di masa depan.

Demikian ya, 

sampai jumpa nanti.

Wassalamualaikum, Mombeb.  





Yang Terjadi Saat Pasrah ke Allah

Assalamu'alaikuuuummm... 

Dear, Mombeb

Ramadan kali ini, terasa berbeda dari sebelumnya. 

Ada rasa khawatir yang datang saat menjelang ramadan. 

"Aku bisa berbagi, nggak, ya? program ramadan seperti tahun lalu bisa terlaksana di tahun ini atau nggak ya?" Kalimat itu sering hadir di kepala. Ya, aku ragu hal itu bisa terlaksana mengingat hampir setahun belakangan ini, aku jarang sekali mendapatkan tawaran job. Sedangkan selama ini kegiatan di sekolah yang tengah aku rintis bersumber dari penghasilanku. 

Aku sering sekali menoleh ke grup-grup job yang aku ikuti. Namun tawaran itu, nihil. 

Aku coba untuk melamar kerja di beberapa tempat, namun ditolak. 

Aku coba buka bimbel, dapat 1 murid, namun jarang masuk. Ada 1 murid lagi, namun tak berbayar alias aku gratiskan karena anak dari gurunya anakku. 

Lalu gimana?

Mau jualan, belum punya modal.

Lalu gimana?

Aku pasrah ke Allah. Sebab rasanya sudah buntu. Aku tak tahu lagi bagaimana cara mendapatkan rejeki untuk membiayai sekolahku ini.

Aku sudah dititik, "Ya Allah, kali ini, aku benar-benar pasrah pada-Mu." 

H-1 Ramadan

Tiba-tiba, ada pesan masuk. Pesan tersebut berisi tentang pemberitahuan nominal transfer ke rekening sekolah. Aku mengernyit, mencoba menelusuri darimana si pengirim yang dermawan ini tahu nomor rekening sekolah.

Apa dari ......

Ah iya, aku ingat, aku pernah menyebarkan proposal bantuan dana untuk siswa-siswaku yang dhuafa. 

Ya, aku punya dua siswa dhuafa. Dua siswa ini, aku gratiskan sekolah, tanpa membayar apapun. 

Selain itu, aku juga punya dua siswa yang orang tuanya meminta keringanan biaya pendidikan dikarenakan tengah mengalami kesulitan ekonomi.  

Alhamdulillah, hal yang aku khawatirkan, diberikan solusinya langsung oleh Allah SWT. dengan nominal sesuai dengan kebutuhan. 

Jadi begitulah pengalaman yang berharga di bulan ramadan kali ini. 

Doain aku ya Mombeb agar diberikan kemudahan oleh Allah untuk mendapatkan rejeki yang nantinya bisa aku gunakan untuk membantu anak-anak yang kesulitan membayar biaya sekolah. 

Terima kasih aku sampaikan atas perhatian dan doa kamu, Mombeb. Aku doakan kamu juga semoga segala kebaikan selalu mengiringi langkahmu dan keluargamu, aamiin

Sambung cerita nanti lagi ya,


Wassalamualaikuuuummm....

Facebook  Twitter  Google+ Yahoo